"Shalat Idul Adha selalu menjadikan wukuf di Arafah sebagai standar isbat. Karena wukuf berlangsung kemarin, otomatis shalat Idul Adha diadakan keesokan harinya atau hari ini," kata Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Aidin Husaini, Selasa (16/11/2010) di Jakarta.
Menurut Aidin, sebagaimana Idul Fitri yang didahului dengan puasa Ramadhan, pelaksanaan Idul Adha digelar setelah puasa hari Arafah atau pelaksanaan wukuf di Arafah.
Selanjutnya, pada tiga hari berturut-turutnya setelah Idul Adha, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah adalah hari-hari tasyriq, di mana umat Islam dilarang berpuasa, kecuali bagi jemaah haji yang tidak sanggup membayar atau tidak mendapatkan hadyu/dam tamattu dan qiran di Tanah Suci.
Aidin menganjurkan kepada umat Islam untuk memperbanyak amal shalih dalam bentuk kurban, infak, sedekah, dan meninggikan asma Allah SWT dengan takbir, tahmid, dan tahlil.
Sementara itu, DDII tidak melakukan pemotongan hewan kurban di Jakarta. Sebab, sejak dulu memang DDII tidak pernah mengadakannya di kantor, tetapi di daerah-daerah yang lebih membutuhkan, seperti wilayah yang terkena bencana alam dan rawan pangan. "DDII Pusat mengirimkan uang tunai ke daerah-daerah yang lebih membutuhkan. Nantinya, uang itu akan dibelikan hewan kurban untuk kemudian disembelih di sana," ujar salah satu pengurus DDII Cabang Jakarta, Nanang Nurkholis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar